Man City make ominous statement on chastening night for Liverpool

Manchester City memberi sinyal menakutkan dalam perburuan gelar—menggulung Liverpool 3–0 di Etihad pada 9 November 2025, bertepatan dengan laga ke-1.000 Pep Guardiola sebagai manajer. Gol dari Erling Haaland, Nico González, dan Jérémy Doku menegaskan dominasi total tuan rumah dan menekan Liverpool yang sedang oleng di era Arne Slot. (Reuters)
Ringkasan laga
City mengatur tempo sejak menit awal. Setelah penalti Haaland sempat digagalkan, striker Norwegia itu membayar lunas lewat tandukan pembuka. González menggandakan keunggulan lewat tembakan jarak jauh yang berbelok, sebelum Doku menutup pesta dengan sepakan brilian dari luar kotak. Upaya Liverpool yang sempat menyamakan skor melalui sundulan Virgil van Dijk dianulir karena offside/interferensi Andy Robertson. (Reuters)
Mengapa ini “ominous” untuk pesaing
- Performa City komplet: pressing, kontrol ritme, dan ancaman transisi—terutama lewat Doku—membuat Liverpool tak berdaya. (The Guardian)
- Kemenangan ini memangkas jarak City ke puncak klasemen menjadi empat poin dan mengangkat mereka ke posisi dua, mengirim pesan jelas kepada para rival. Liverpool terlempar ke papan tengah. (Reuters)
Malam yang “chastening” bagi Liverpool
Liverpool minim tajam—hanya satu tembakan tepat sasaran sepanjang laga—serta rapuh dalam mengawal area half-space yang dieksploitasi Doku dan Nunes. Reaksi Slot pasca-laga juga menyorot momen gol yang dianulir, namun secara umum The Reds kalah di hampir semua aspek intensitas dan keputusan di sepertiga akhir. (Reuters)
Man of the Match
Jérémy Doku. Bukan hanya gol, tetapi progresi bola dan duel 1v1-nya jadi platform utama City untuk terus menancap di sisi kiri. (premierleague.com)
Angka kunci
- 3–0: kemenangan pernyataan City di momen bersejarah Guardiola (laga ke-1.000). (Reuters)
- 1: shot on target Liverpool—cermin inferioritas kreativitas dan eksekusi. (Reuters)
Implikasi
City tampak “kembali ke mode juara” setelah periode naik-turun; struktur dan energi mereka selaras dengan ambisi titel. Bagi Liverpool, ini alarm besar: perlu penataan ulang intensitas, kestabilan lini belakang, dan solusi progresi bola tandang agar tidak makin tertinggal. (The Guardian)



